Jakarta - Pertumbuhan spam atau pesan sampah di seluruh
dunia kini memang sudah tidak seganas dulu. Namun tetap saja, Indonesia
masih termasuk dalam daftar hitam 10 negara penghasil spam.
Berdasarkan data Kaspersky Lab, sepanjang 2012 jumlah spam dalam lalu lintas email menurun hingga mencapai level terendah dalam lima tahun terakhir. Rata-rata spam pada tahun 2012 secara persentase sekitar 72,1%-82%, lebih kecil daripada tahun 2011.
Penurunan jumlah spam seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya sistem perlindungan anti spam secara keseluruhan.
Filter spam sekarang dipasang di hampir semua sistem email, bahkan email gratisan sekalipun. Selain itu, tidak sedikit provider email mewajibkan kebijakan signature DKIM, yakni tanda tangan digital yang memverifikasi domain pengirim email.
Faktor lain di balik menurunnya serbuan spam adalah terjangkaunya harga beriklan di platform legal. Dengan adanya Web 2.0., peluang beriklan di internet meroket -- seperti banner, iklan berdasarkan konteks serta iklan di jejaring sosial dan blog.
Meski ada penurunan dalam persentase spam, proporsi email dengan lampiran berbahaya hanya turun 3,4%. Ini adalah persentase yang cukup besar mengingat angka ini hanya merefleksikan email dengan lampiran berbahaya dan tidak memasukkan email spam lain yang berisi link ke situs-situs berbahaya.
Sementara itu, berbagai subyek yang digunakan dalam email berbahaya pada 2012 cukup mengesankan. Sebelumnya, para penyebar spam mengandalkan notifikasi palsu dari layanan hosting, jejaring sosial, layanan pesan antar dan pesan-pesan atau email dari badan finansial dan pemerintahan.
Pada 2012, mereka memperluas penyebaran pesan/email palsu seolah-olah dari berbagai maskapai penerbangan, layanan reservasi hotel dan layanan kupon.
Pada 2012 ada beberapa perubahan besar dalam urutan negara penyebar spam. China, yang pada 2011 bahkan tidak masuk dalam 20 teratas negara penyebar spam, kini menduduki peringkat pertama dengan menyumbang 19,5% dari seluruh email spam 2012.
Spam yang berasal dari Amerika Serikat naik 13,5 poin menjadi 15,6% dan berada di tempat kedua.
Asia tetap menjadi daerah pengirim spam terbanyak. Tahun lalu, jumlah email sampah dari Asia naik 11,2 poin menjadi 50% dari total email sampah dunia. Indonesia sendiri berada di peringkat ketujuh negara penghasil spam dengan persentasi 3,1%.
Meningkatnya kontribusi spam dari Amerika menempatkan Amerika Utara di posisi kedua dalam daftar 10 teratas dengan 15,8%, naik 2% dari 2011. Di saat yang sama, jumlah spam yang berasal dari Amerika Latin turun 8 poin menjadi 11,8%. Eropa juga mengalami penurunan peringkat.
Pada 2012, jumlah spam yang berasal dari Eropa Barat dan Timur adalah 15,1%, hampir setengah dari jumlah spam pada 2011.
Melihat angka tersebut, tahun 2013 ini bisa saja pesan sampah yang mengundang bahaya itu akan tetap ramai berseliweran di dunia maya.
"Kami memperkirakan pada 2013 hanya akan ada sedikit penurunan jumlah spam,” prediksi, Darya Gudkova, Head of Content Analysis & Research Kaspersky Lab, dalam keterangan yang diterima detikINET, Kamis (7/2/2013).
Berdasarkan data Kaspersky Lab, sepanjang 2012 jumlah spam dalam lalu lintas email menurun hingga mencapai level terendah dalam lima tahun terakhir. Rata-rata spam pada tahun 2012 secara persentase sekitar 72,1%-82%, lebih kecil daripada tahun 2011.
Penurunan jumlah spam seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya sistem perlindungan anti spam secara keseluruhan.
Filter spam sekarang dipasang di hampir semua sistem email, bahkan email gratisan sekalipun. Selain itu, tidak sedikit provider email mewajibkan kebijakan signature DKIM, yakni tanda tangan digital yang memverifikasi domain pengirim email.
Faktor lain di balik menurunnya serbuan spam adalah terjangkaunya harga beriklan di platform legal. Dengan adanya Web 2.0., peluang beriklan di internet meroket -- seperti banner, iklan berdasarkan konteks serta iklan di jejaring sosial dan blog.
Meski ada penurunan dalam persentase spam, proporsi email dengan lampiran berbahaya hanya turun 3,4%. Ini adalah persentase yang cukup besar mengingat angka ini hanya merefleksikan email dengan lampiran berbahaya dan tidak memasukkan email spam lain yang berisi link ke situs-situs berbahaya.
Sementara itu, berbagai subyek yang digunakan dalam email berbahaya pada 2012 cukup mengesankan. Sebelumnya, para penyebar spam mengandalkan notifikasi palsu dari layanan hosting, jejaring sosial, layanan pesan antar dan pesan-pesan atau email dari badan finansial dan pemerintahan.
Pada 2012, mereka memperluas penyebaran pesan/email palsu seolah-olah dari berbagai maskapai penerbangan, layanan reservasi hotel dan layanan kupon.
Pada 2012 ada beberapa perubahan besar dalam urutan negara penyebar spam. China, yang pada 2011 bahkan tidak masuk dalam 20 teratas negara penyebar spam, kini menduduki peringkat pertama dengan menyumbang 19,5% dari seluruh email spam 2012.
Spam yang berasal dari Amerika Serikat naik 13,5 poin menjadi 15,6% dan berada di tempat kedua.
Asia tetap menjadi daerah pengirim spam terbanyak. Tahun lalu, jumlah email sampah dari Asia naik 11,2 poin menjadi 50% dari total email sampah dunia. Indonesia sendiri berada di peringkat ketujuh negara penghasil spam dengan persentasi 3,1%.
Meningkatnya kontribusi spam dari Amerika menempatkan Amerika Utara di posisi kedua dalam daftar 10 teratas dengan 15,8%, naik 2% dari 2011. Di saat yang sama, jumlah spam yang berasal dari Amerika Latin turun 8 poin menjadi 11,8%. Eropa juga mengalami penurunan peringkat.
Pada 2012, jumlah spam yang berasal dari Eropa Barat dan Timur adalah 15,1%, hampir setengah dari jumlah spam pada 2011.
Melihat angka tersebut, tahun 2013 ini bisa saja pesan sampah yang mengundang bahaya itu akan tetap ramai berseliweran di dunia maya.
"Kami memperkirakan pada 2013 hanya akan ada sedikit penurunan jumlah spam,” prediksi, Darya Gudkova, Head of Content Analysis & Research Kaspersky Lab, dalam keterangan yang diterima detikINET, Kamis (7/2/2013).
Sumber : http://inet.detik.com/read/2013/02/07/071248/2163375/323/indonesia-masuk-10-besar-negara-penghasil-pesan-sampah