Contoh Tulisan Ilmiah Populer
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Tim Investigasi TNI AD
terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul
Yudhoyono, mengakui bahwa oknum Grup II Kopassus Kartosuro adalah pihak
penyerang empat tahanan terkait pembunuhan Serka Santoso.
"Bahwa
secara kesatria dan dilandasi kejujuran serta tanggung jawab, serangan
LP Cebongan, Sleman, pada 23 Maret 2013 pukul 00.15 WIB diakui dilakukan
oleh oknum anggota TNI AD, dalam hal ini Grup II Kopassus Kartosuro
yang mengakibatkan terbunuhnya empat tahanan," kata Wakil Danpuspom TNI
AD Brigjen Unggul K Yudhoyono, yang juga ketua Tim Investigasi kasus
tersebut di Mabes TNI AD, Jakarta, Kamis (4/4/2013).
Brigjen
Unggul mengatakan, penyerangan ini berhubungan dengan pembunuhan
terhadap Serka Heru Santoso, yang juga anggota TNI AD, pada 19 Maret
2013 dan pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada
20 Maret 2013 oleh kelompok preman di Yogyakarta.
"Bermotif tindakan reaktif karena kuatnya rasa jiwa dan membela rasa kehormatan satuan," kata Brigjen Unggul.
Serka
Heru Santoso merupakan pejabat Bintara Peleton Kopassus yang notabene
atasan langsung para pelaku yang juga pernah berjasa menyelamatkan
pelaku saat melaksanakan tugas operasi. Sementara Sertu Sriyono adalah
mantan Kopassus yang notabene merupakan rekan pelaku saat latihan
komando.
"Peristiwa tersebut dilatarbelakangi jiwa korsa yang kuat
di mana jiwa korsa merupakan roh setiap kesatuan militer. Namun, diakui
kegiatan serangan ke Lapas II Cebongan adalah penerapan jiwa korsa yang
tidak tepat," ujar Unggul.